Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

Senin, 31 Agustus 2009

HI kawasan

1. Definisi kawasan
Sepintas bila kita mendengar kata kawasan, maka yang tersirat dibenak kita adalah suatu tempat yang dihuni atau didiami suatu komunitas tertentu, kemudian bila kita merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia, disana tertulis wilayah yang dihuni, perkampungan, atau daerah (Yasyin., 1997: 269), bila diterjemahkan kedalam bahasa inggris, kawasan diterjemahkan menjadi region, merujuk ke Dictionary English region diartikan part; area; district; spare of activity (Dictonary Thesaurus., 1996: 225), selanjutnya dalam bidang ilmu politik mengacu pada kamus politik region diartikan sebagai suatu kawasan; daerah; wilayah yang terdiri dari sejumlah negara merdeka dan berdaulat yang memiliki kepentingan yang sama atas wilayah tersebut, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun tujuan (Marbun., 2007: 418).
Bila kita hanya mengacu pada beberapa pengartian dari kawasan yang ada diatas, maka pembahasan mengenai pengertian kawasan ini akan melebar ke berbagai kawasan yang lain sebagaimana yang sering kita dengar seperti; kawasan industri, kawasan perdagangan, ataupun kawasan hutan lindung dan kawasan yang lain, untuk itu pengertian kawasan yang akan dibahas disini adalah kawasan perkumpulan negara-negara dalam tataran global seperti OAS, OAU, Liga Arab, ASEAN, ataupun EU.
Sebenarnya para penteori Hubungan Internasional yang ada juga telah memberikan definisi masing-masing, salah satunya Uttara Sahasrabudhe yang berasal dari India dalam bukunya yang South Asia, A Peripheral Region (diambil dari perkuliahan HI kawasan pada 19 maret 2009) beliau memberi 3 point dalam pembahasan mengenai kawasan atau region yaitu:
a. 'Kawasan' dapat didefinisikan sebagai semata-mata suatu kesatuan entitas geografis, yang muncul dari penggabungan unit-unit yang berdasar sedikit banyak dengan dasar pembagian bersama ketertarikan atau kekhasan dari masing-masing unit tadi.
b. 'Regionalism' adalah proses politik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas penyatuan dalam kawasan geografis.
c. 'Regionness' adalah suatu indikasi dari perbedaan tingkatan-tingkatan dari penyatuan dalam unit-unit geografis.
Penteori Hubungan Internasional yang lainnya adalah Hopkins dan Mansbach (mengutip dari Hand Out perkuliahan Regionalisme pada 12 oktober 2008) dalam pembahasan mengenai Pengertian Kawasan, disana dijelaskan bahwa pengertian kawasan adalah Pengelompokkan regional diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan, dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi Internasional.
Dari 2 pendapat para penteori Hubungan Internasional yang telah ada, setelah ditelaah lebih lanjut ada beberapa point yang patut menjadi catatan untuk memahami definisi kawasan, antara lain:
a. Dalam tataran global suatu Kawasan adalah perkumpulan dari beberapa Negara di suatu wilayah yang jaraknya berdekatan secara geografis.
b. Adanya beberapa kepentingan yang sama dalam hal ekonomi, social, budaya, salah satunya dalam hal pengolahan sumber daya alam.
Sebenarnya masih ada point ketiga untuk memahami definisi kawasan, yaitu adanya tingkatan-tingkatan proses regionalisme, namun point ketiga tersebut akan dipaparkan pada pembahasan paragraph selanjutnya.

2. Tahap-tahap pembentukan sebuah region
Pada beberapa pembahasan selanjutnya akan dipaparkan tahap-tahap pembentukan region, untuk membahas bahasan ini ditujukan agar tidak out of context dari yang hendak dibahas, dalam tulisan ini ada guideline yang digunakan yaitu materi perkuliahan HI kawasan pada 30 april 2009.
Ada 5 tahap atau tingkatan dari terbentuknya suatu region yaitu:
a. Sebatas definisi saja. 'Kawasan sebagai suatu unit geografis atau suatu ruang geografis. Pembentukan kawasan bersumber pada suatu wilayah yang berkedudukan dan terdiri dari komunitas yang mengontrol sumber daya alam dan dikarenakan nilai-nilai sejarah dan budaya.
b. Kawasan sebagai suatu system social atau regional yang kompleks. Pengidentitasan suatu region dapat ditentukan dengan melihat kembali ke zaman sebelum modern. Sejarah panjang mengenai saling ketergantungan akan selalu ada dan dapat ditentukan sebagai titik awal dari pembentukan suatu kawasan.
c. Suatu kawasan sebagai kerjasama transnational ataupun perkumpulan regional. Pada tahapan ini muncul banyak proses komunikasi yang melampaui ruang nasional. Kerjasama ini dapat dilakukan antar pemerintah ataupun actor non Negara yang lain. Organisasi regional dapat dibentuk pada kerjasama-kerjasama yang berbentuk formal. Hingga demikian, proses dari regionalisasi dapat lebih intensif.
d. Region sebagai suatu kumpulan penduduk umum atau komunitas regional. Pada tahapan ini, suatu kawasan beralih pada subjek yang aktif dengan pengidentitasan yang jelas, pembuatan dan legitimasi sebuah keputusan dapat dilakukan melampaui batas Negara yang lama. Pembagian garis batas yang memisahkan dan 'terbayang' oleh komunitas nasional dibawah region lama kelamaan akan hilang seiring dengan pembangunan lebih lanjut.
e. Suatu region sebagai subjek tindakan atau kawasan Negara. Hal ini akan memberi peningkatan pada terminology territorial suatu Negara tetapi tidak berarti memiliki derajat yang sama dengan homogenitas atau kemerdekaan dari Negara bangsa.
Selain tahap-tahap diatas, masih ada pentahapan-pentahapan dari proses pembentukan sebuah region atau regionalisme, mengutip pada (perkuliahan Regionalisme pada tanggal 12 oktober 2008), ada 4 tahap regionalisme antara lain:
a. Regionalization/ Soft Regionalism; merujuk pada pertumbuhan integrasi societal dalam suatu wilayah dalam proses interaksi social dan ekonomi yang cenderung tidak terarah (undirected).
b. Regional Awareness and identity, sebagaimana bangsa maka suatu kawasan dapat dilihat sebagai masyarakat yang berada pada suatu peta mental yang menonjolkan segi-segi tertentu dan mengabaikan hal lainnya, dalam hal ini adalah bahwa kesadaran regional sering didefinisikan dalam konteks kesamaan tadisi-tradisi budaya, sejarah maupun agama, atau juga dapat didefinisikan menentang hal-hal diluar mereka yang dianggap sebagai ancaan keamanan.
c. Regional Interstate Cooperation; merujuk pada aktivitas kerjasama regional yang menunjukkan interdependensi termasuk negosiasi-negosiasi bilateral sampai pembentukan rezim yang dikembangkan untuk memelihara kesejahteraan, meningkatkan nilai-nilai bersama, serta memecahkan masalah bersama terutama yang timbul dari meningkatnya level interdependensi regional.
d. Statepromoted Regional Integration; mencakup kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan dalam pergerakan barang, jasa, modal, dan manusia. Menurut (Peter Smith), integrasi ekonomi regional dapat diperbandingkan dalam berbagai dimensi, yaitu scope (jangkauan Issu), depth (derajat harmonisasi kebijakan), institutionalization (derajat formalitas institusi yang dibentuk), dan centralization (derajat efektivitas otoritas sentral).
e. Regional Cohesion; merujuk pada kemungkinan kombinasi dari keempat proses yang terdahulu mengarah pada terbentuknya unit regional yang kohesif dan terkonsolidasi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai model termasuk pembentukan organisasi supranasional secara bertahap dalam konteks peningkatan integrasi ekonomi; atau melalui intensitas kerjasama dan pembentukan rezim-rezim, atau gabungan kompleks antara intergovermentalism tradisional dengan supranasionalisme.
Dari 2 tipe tahapan pembentukan region diatas, bila dielaborasi memiliki beberapa persamaan, secara singkat pembentukan suatu region adalah sebagai berikut: Yang pertama; sebuah region hanya merupakan sebuah kumpulan dari Negara-negara yang hanya berdekatan secara geografis saja. Selanjutnya; Timbulnya kesadaran dari unit Negara-negara tersebut bahwa mereka memiliki berbagai kesamaan dari aspek-aspek sejarah, social, budaya yang kemudian menjadikan pembentukan ciri khas bagi suatu kawasan.
Yang ketiga; tahap pembentukan region selanjutnya adalah munculnya saling kerjasama baik ekonomi maupun social yang menimbulkan saling ketergantungan antar anggota kawasan tersebut. Yang keempat; Karena muncul saling ketergantungan antar anggota kawasan tadi, maka muncul keinginan untuk menyatukan kepengurusan aspek-aspek (yang saling bergantung dengan Negara lain) sehingga diharapkan akan lebih menguntungkan Negara-negara angotanya, perwujudan dari tahap regionalisasi ini dapat dilihat seperti UE sekarang, dengan adanya Penyatuan mata uang, kemudian adanya Parlemen Uni Eropa, Dewan Uni Eropa, dan Komisi Uni Eropa.
Terakhir; tahap pembentukan region adalah integrasi secara menyeluruh dari semua aspek kebangsaan, mulai dari social, budaya, ekonomi, bahkan politik yaitu menyatukan kepengurusan negara pada satu kepemerintahan regional. Meskipun pengkajian tahap-tahap pembentukan kawasan sudah mencapai tahap ini, tetapi belum ada implementasi dari tahapan ini, karena menyatukan seluruh kepengurusan Negara berarti menyerahkan hak berkedaulatan suatu bangsa.

3. Pandangan mengenai Negara Taiwan
Pada beberapa paragraph selanjutnya akan dipaparkan mengenai pengidentifikasian Negara Taiwan dan bagaimana Taiwan akan berinteraksi dengan Negara-negara lain disekitarnya.
a. Pengidentifikasian Negara Taiwan
Taiwan adalah pecahan dari negara China, karena perbedaan ideologi, masyarakatnya ramai-ramai meninggalkan negerinya dan menyebrang ke pulau Formosa. Negeri ini membangun negaranya dari bidang agraris ke industri. Taiwan sebagai salah satu negara maju di Asia (Sigar, Buku Cerdas, 1998 : 220). Bentuk negaranya republik dengan sistem pemerintahan presidensial. Republik Taiwan adalah tempat pindahnya masyarakat Cina dari daratan karena gusuran dari pihak partai komunis Cina.
Taiwan kini sebagai negara industri menghasilkan: tekstil, elektronika, kimia, dan mesin-mesin. Hasil pertanian: beras, gula, buah-buahan, dan lain-lain. Adapun sumber alam tidak begitu kaya dan menghasilkan: batubara tembaga dan lain-lain. Sebagai negara negara industri di Asia Timur, pendapatan sosial bruto perkapita termasuk tinggi untuk ukuran Asia yaitu: $ 13.320 (2005). Selama ini Taiwan erat hubungannya dengan pihak Amerika serikat, bahkan Amerika Serikat menempatkan senjata strategis serta memiliki pangkalan militer disana (Marbun SH, Kamus Politik, 2007 : 462).
Negara Taiwan mengidealkan dirinya hal ini dapat dilihat dari anggaran belanja militernya yang terus Naik untuk menandingi China. Taiwan berencana menaikkan anggaran pertahanan sebesar 16,4 persen pada 2008 menjadi 341,1 miliar dollar Taiwan (sekitar lebih kurang 10,5 miliar dollar AS). Kementerian Taiwan menyatakan, hal itu untuk memperkuat militer Taiwan sebagai respons atas meningkatnya ancaman dari China. Dengan peningkatan anggaran itu, anggaran untuk militer akan mengambil porsi 20,1 persen dari total belanja Taiwan pada 2008, yang ditetapkan sebesar 1,6995 triliun dollar Taiwan. Otoritas Taiwan menjelaskan, sebagian besar anggaran pertahanan itu akan digunakan untuk pembelian senjata-senjata dan perlengkapan baru, antara lain 12 pesawat anti-kapal selam P-3C Orion dan pesawat tempur F-16 terbaru. Akan tetapi, semua permintaan pembelian senjata itu masih menunggu persetujuan dari Washington. Meski dinaikkan, anggaran militer Taiwan masih tetap hanya seperempat dari anggaran resmi militer China yang pada tahun ini sebesar 45 miliar dollar AS atau naik 17,8 persen dari anggaran belanja tahun 2006 (G:\HI KAWASAN\Taiwan\Militer « Eygataiwan’s Weblog.mht).
b. Hubungan Interaksi Negara Taiwan
Status Taiwan dimata internasional tampaknya masih belum mendapatkan pengakuan. Hal tersebut terliahat dari sulitnya Taiwan untuk akti dalam organisasi internasional. Contohnya, Taiwan sudah menjadi anggota WHO sejak organisasi tersebut didirikan pada tahun 1948. Namun, pada tahun 1972 Taiwan dipaksa keluar dari WHO akibat tekanan dari Republik Rakyat China (RRC) kepada negara-negara anggota lain. Itu menandakan bahwa WHO yang seharusnya mengemban misi kemanusiaan di seluruh dunia tanpa pandang bulu ternyata tidak berdaya menghadapi tekanan politik.
Selain di WHO, Taiwan juga tidakmendapatkan kursi anggota di PBB karena keberadaan Cina didalamnya. Namundalam bidang ekonomi, Taiwan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Perdagangan asing telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Taiwan yang cepat selama 40 tahun terakhir. Ekonomi Taiwan tetap berorientasi-ekspor, jadi dia tergantung pada rezim perdagangan terbuka dan tetap rawan terhadap penurunan ekonomi dunia. Jumlah perdagangan total telah meningkat lebih dari lima-kali lipat pada 1960-an, menjadi hampir 10 kali-lipat pada 1970-an, dan dua kali-lipat pada 1980-an. Pada 1990-an hanya melihat pertumbuhan yang sedang.
Komposisi ekspor juga berubah dari hasil pertanian menjadi barang industri. Sektor industri elektronik merupakan sektor terpenting dari ekspor Taiwan dan merupakan penerima terbesar dari investasi A.S. Taiwan menjadi anggota World Trade Organization (WTO) sebagai “Wilayah Bea terpisah Taiwan, Penghu, Kinmen dan Matsu” pada Januari 2002(G:\HI KAWASAN\Taiwan\Keterlibatan dalam Organisasi Internasional « Eygataiwan’s Weblog.mht).

4. Perspektif Tommy koh tentang Akar kebudayaan masyarakat Asia Timur
Sebagaimana telah dijelaskan dalam (perkuliahan HI kawasan Pada tanggal 30 april 2009), telah diterangkan akar-akar kebudayaan yang dimiliki masyarakat Asia timur merujuk pada perspektif Tommy koh, beliau adalah mantan duta besar singapura untuk PBB, beliau mengutarakan ada 10 akar kebudayaan masyarakat Asia timur, yaitu:
a. Masyarakat Asia Timur adalah masyarakat yang memperhatikan kepentingan anggota kelompoknya yang lain, walaupun menghargai prinsip individualisme seperti orang barat, yang termasuk dalam anggota kelompoknya diurutkan berdasar; nuclear family; keluarga inti yang terdiri dari kedua orangtua dan anak, kemudian ada extended family; yang terdiri dari keluarga inti ditambah mertua dan pembantu, kemudian clan; yaitu hubungan persaudaraan yang masih ada garis ikatan sedarah, selanjutnya ada neighborhood; yaitu hubungan antar tetangga, selanjutnya community; hubungan antar komunitas, baru kemudian nation and state; membentuk suatu Negara.
b. Masyarakat Asia timur sangat menghindari adanya perceraian dari ikatan suami istri, selain menghindari perceraian tadi, masyarakat asia timur juga sangat menyantuni orang tuanya.
c. Masyarakat Asia timur sangat mengutamakan pendidikan bagi generasi mudanya, seorang ibu disana akan berusaha semaksimal mungkin agar putra atau putrinya berhasil dalam pendidikannya, semangat mengutamakan pendidikan ini ada disemua lapisan strata disana, berbeda dengan yang ada dikeluarga barat, semangat semacam ini hanya ada di strata elite saja.
d. Masyarakat Asia timur sangat percaya akan pentingnya menabung, mereka akan menyisihkan 40% dari GNP, ditambah lagi cadangan nasional yang cukup besar.
e. Masyarakat Asia timur adalah para pekerja keras, dan ingin mengalahkan orang barat, yaitu bangsa eropa.
f. Masyarakat Asia Timur dikalangan para pekerjanya, memiliki serikat pekerja, walaupun berbeda kelas sosialnya, namun serikat pekerja dan para pekerjanya dapat bekerjasama dengan baik dengan pemerintah yang ada.
g. Adanya semacam kontrak social yang berlaku disana, yaitu masyarakat disana sangat percaya pada pemerintahnya untuk menegakkan hukum dan ketertiban, menyediakan kebutuhan dasar masyarakat seperti; perumahan, pekerjaan, serta jaminan kesehatan dan pendidikan. Disisi lain masyarakat disana diharapkan agar patuh hukum, bekerja keras, menghormati pejabat Negara, memotivasi anaknya untuk mandiri dan berusaha keras.
h. Pemerintah menjamin masyarakatnya memiliki perumahan, dan bahkan akan mendapat insentif bonus sebesar 350% dari gaji pokok bulanannya bila kinerjanya dalam bekerja tinggi.
i. Masyarakat Asia timur menuntut pada pemerintahnya untuk menolak kebebasan press yang mengabaikan adanya pornografi, penistaan terhadap agama, ataupun perilaku yang kasar.
j. Sehingga kalangan press disana dituntut untuk cerdas dan santun dalam memberitakan peristiwa yang terjadi.

5. Perkembangan Regionalisme di Asia Pacific
Organisasi supranasional yang ada dikawasan Asia Pacific adalah 'APEC', organisasi yang memiliki kepanjangan dari Asia Pacific Economic Cooperation ini resmi didirikan di Bangkok pada 1989 (Marbun., 2007 : 28).
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerjasama ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat dan tetap berada dalam koridor disiplin WTO dan berbagai perjanjian internasional. Forum antar pemerintah ini dibentuk pada bulan November 1989 di Canberra atas prakarsa Perdana Menteri Australia, Bob Hawke.
Pendirian APEC dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pembangunan ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya perubahan berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi semakin mendorong percepatan perdagangan global yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat pada pasar uang, arus modal, dan meningkatnya kompetisi untuk memperoleh modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun pasar secara global.
Globalisasi perdagangan ini mendorong meningkatnya kerjasama ekonomi di antara negara-negara sekawasan seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE, sekarang menjadi Uni Eropa) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American Free Trade Agreement (NAFTA) di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara; dan Closer Economic Relations (CER) yang merupakan kerjasama ekonomi antara Australia dan Selandia Baru.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada dekade 80-an dalam bidang politik dan ekonomi yang dipengaruhi oleh berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan diikuti dengan berkurangnya persaingan persenjataan merupakan kondisi utama yang mendorong terbentuknya kerjasama regional Asia Pasifik ini. Forum-forum internasional yang seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan. Sejalan dengan perubahan tersebut, timbul pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerjasama ekonomi antar negara.
Kerjasama APEC dibentuk dengan pemikiran bahwa dinamika perkembangan Asia Pasifik menjadi semakin kompleks dan di antaranya diwarnai oleh perubahan besar pada pola perdagangan dan investasi, arus keuangan dan teknologi, serta perbedaan keunggulan komparatif, sehingga diperlukan konsultasi dan kerjasama intra-regional. Anggota ekonomi APEC memiliki keragaman wilayah, kekayaan alam serta tingkat pembangunan ekonomi, sehingga pada tahun-tahun pertama, kegiatan APEC difokuskan secara luas pada pertukaran pandangan (exchange of views) dan pelaksanaan proyek-proyek yang didasarkan pada inisiatif-inisiatif dan kesepakatan para anggotanya (http://www.klndepkeu.tripod.com/biro/bagian/bag1/1subag1/apec.htm).
Negara-negara yang pertama kali menjadi anggota APEC meliputi (12 negara): Australia, Kanada, Brunei Darussalam, Jepang, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Rep. Filipina, Singapura, Thailand, AmerikaSerikat
Keanggotaan APEC ini terus melebar meliputi Rep. Rakyat Cina, Hong Kong-Cina, Cina-Taipei (Taiwan) yang bergabung pada November 1991; Papua Nugini dan Meksiko; Chili yang bergabung pada tahun 1994; Pada November 1998, Peru, Russia, dan Vietnam.
APEC sebagai sebuah kawasan memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan kawasan lain. Kekhasan ini memunculkan pertanyaan mendasar mengenai keberadaan APEC sebagai sebuah bentuk regionalisme: Apakah APEC merupakan sebuah organisasi kawasan? Dari segi konstelasi politik global, APEC berperan besar dalam membentuk tatanan internasional yang berbeda melalui kesepakatan-kesepakatan yang mengarah pada aksi yang terarah, baik kolektif maupun individual dari entitas-entitas yang terlibat. Hal ini menjadi sebuah urgensi bagi pembahasan kami mengenai APEC, di samping kebutuhan untuk mempelajari proses terbentuknya sebuah kerjasama regional melalui teori-teori integrasi, perspektif dalam studi Hubungan Internasional, dan level of analysis yang telah dipelajari sebagai penstudi Hubungan Internasional.
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerjasama ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat dan tetap berada dalam koridor disiplin WTO dan berbagai perjanjian internasional. Forum antar pemerintah ini dibentuk pada bulan November 1989 di Canberra atas prakarsa Perdana Menteri Australia, Bob Hawke.
Pendirian APEC dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan pembangunan ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya perubahan berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada dekade 80-an dalam bidang politik dan ekonomi yang dipengaruhi oleh berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan diikuti dengan berkurangnya persaingan persenjataan merupakan kondisi utama yang mendorong terbentuknya kerjasama regional Asia Pasifik ini. Forum-forum internasional yang seringkali didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai digantikan dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan. Sejalan dengan perubahan tersebut, timbul pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerjasama ekonomi antar negara.

Daftar Pustaka

Yasyin., Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah
1996. Dictionary Thesaurus. Melbourne: Chancellor Press
Marbun B. N., 2007. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Sigar., Edi. 1998. Buku Cerdas. Jakarta: Pustaka Delapratasa
Hand Out perkuliahan Regionalisme pada 12 oktober 2008
Materi perkuliahan HI kawasan pada 30 april 2009.
Materi perkuliahan HI kawasan pada 19 maret 2009
http://www.Eygataiwan’s Weblog.mht
http://www.klndepkeu.tripod.com/biro/bagian/bag1/1subag1/apec.htm

Read More “HI kawasan”  »»

HI Amerika

UAS HI Amerika
1. Coba jelaskan latar belakang migrasi internasional bangsa eropa ke benua amerika!
Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitandengan kedua daerah tersebut. Tujuan utama migrasi adalah meningkatkan tarafhidup migran dan keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan Sejalan dengan pernyataan tadi Perbedaan terbesar yang mendorong terjadinya migrasi adalah kondisi ekonomi dan non ekonomi. berkaitan erat dengan hal tersebut, maka latar belakang migrasi yang terjadi di amerika pun dapat dihubungkan dengan kondisi ekonomi dan non ekonomi di daerah asal (atau dalam pembahasan ini adalah eropa).
Beberapa latar belakang tersebut antara lain:
a. Usaha kolonisasi bangsa Eropa terhadap wilayah ini, hal ini berkaitan dengan semboyan 3G; Gold, Glory, gospel pada abad penemuan. Semboyan ini berpegang pada 3 hal yaitu; Kemenangan menguasai wilayah (the Glory), mengeruk kekayaan alam sebesar-besarnya bagi kepentingan migran (the Gold), dan penyebaran agama (the Gospel).
b. Kondisi eropa pada abad pertengahan yaitu 14-18 masehi, sebagaimana telah diketahui pada abad-abad ini eropa tengah mengalami masa Renaisans atau dalam bahasa perancis disebut renaissance yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Yang dimaksudkan biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno. Renaisans pertama kali diperkenalkan di Eropa Barat, di kawasan Italia. Hal ini dipicu kekalahan tentara salib dalam perang suci. Kekalahan tersebut membuat para pemikir dan seniman menyingkir dari Romawi Timur menuju Eropa Barat. Mereka menyadari telah dimulainya masa mesiu peledak dan untuk menguasai teknologi tersebut mereka harus melepaskan diri dari pengaruh mistisme zaman pertengahan dengan kembali kepada sains zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap pelanggaran terhadap misi ketuhanan.
c. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani juga makin mendorong mereka untuk mencari rempah-rempah sendiri. Mereka yang asalnya berdangang di sana pada saat itu hanya mau berdagang paling jauh di Italia (Genoa, Venesia, dll).

2. Jelaskan dampak kemerdekaan AS terhadap Amerika latin
Wilayah Amerika terdiri dari 13 koloni yaitu; Koloni Connecticut Koloni Delaware Provinsi Georgia Provinsi Maryland Provinsi Massachusetts Bay Provinsi New Hampshire Provinsi New YorkProvinsi New Jersey Provinsi North Carolina Provinsi Pennsylvania Koloni Rhode Island dan Provindence Plantation Provinsi South Carolina Koloni dan Dominion Virginia. Pada mulanya 13 koloni ini merupakan jajahan dari inggris, tepatnya kemudian Pada tahun 1776 Revolusi Kemerdekaan Amerika pecah dan Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan dan memisahkan diri dari Kerajaan Inggris.
Dampak dari kemerdekaan AS terhadap daerah amerika spanyol adalah sebagai berikut:
a. Amerika mengobarkan kebencian bangsa Amerika Latin tersebut untuk menentang Eropa, serta memberi dukungan terhadap gerakan-gerakan kemerdekaan.
b. Amerika latin berusaha memperbaiki keadaan ekonominya, yang kemudian meminta bantuan kepada Amerika serikat, yang mengakibatkan dari segi ekonomi (pada waktu itu) amerika latin berhaluan kanan, yang pada tahun-tahun belakangan malah banyak merugikan amerika latin sendiri.

3. Jelaskan proses lahirnya doktrin Monroe
Doktrin Monroe adalah salah satu kebijakan Amerika serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe presiden ke 5 Amerika serikat pada 2 desember 1823, yang berbunyi:
"Amerika Serikat menganggap segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya".
Doktrin ini dicetuskan karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi intervensi terhadap AS oleh Negara-negara adidaya Eropa.

4. Jelaskan dampak runtuhnya doktrin Monroe terhadap kebijakan luar negeri AS diberbagai kawasan
Dengan tidak diberlakukannya lagi doktrin Monroe ini, secara tidak langsung berdampak terhadap kebijakan luar negerinya antara lain:
a. Amerika mulai terlibat dalam percaturan politik internasional. Dimulai dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II.
b. Amerika mulai menanamkan hegemoninya. Pasca perang Dunia II muncul dua blok yang sama-sama kuat yaitu AS dengan idiologi Liberalnya, dan Uni Soviet dengan idiologi Komunisnya. Pada masa-masa ini AS dan Uni Soviet terlibat dalam pertikaian idiologi, dan pertikaian ini dimenangkan AS.
c. Munculnya banyak perang-perang yang dilakukan Amerika latin untuk keluar dari imperialisme Amerika.

5. Jelaskan sikap Negara-negara latin terhadap kebijakan luar negeri AS tersebut!
Negara-negara latin dikarenakan pada tahun tersebut sedang berusaha keluar dari imperialisme eropa, dan meminta bantuan kepada Amerika, maka kemudian Amerika latin menjadi tergantung pada bantuan keuangan dan bantuan teknologi dari negara-negara industri seperti AS. Lepasnya Amerika Latin dari pengaruh Eropa membuat intervensi AS semakin meluas di Amerika Latin. Amerika Latin merupakan sumber bahan mentah sekaligus pasar bagi industri AS, dan untuk menyelamatkan investasinya banyak strategi yang harus dilakukan salah satunya dengan alasan menegakan stabilitas politik di negara-negara Amerika Latin membuat AS harus melakukan intervensi langsung ke Amerika Latin.

6. Jelaskan pengaruh Uni soviet dikawasan amerika latin
Uni soviet memiliki sejarah hubungan di kawasan Amerika latin, pembahasan ini dapat ditelaah semenjak kemenangan sekutu melawan Jerman pada PD I, dimana waktu itu AS dan Uni soviet masih menjadi sekutu.
Namun kemudian pada tahun 1947 munculah perang dingin antara AS dan Uni soviet, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia termasuk pula amerika latin.
Amerika latin pada saat itu sedang membutuhkan banyak modal untuk memfasilitasi negaranya yang baru merdeka, sehingga Amerika latin membiarkan AS untuk masuk lebih dalam di Amerika latin, tetapi Uni soviet menyebarkan ideology sosiaisnya, yang lebih mengutamakan kebersamaan.

Read More “HI Amerika”  »»

HI Afrika

1. Jelaskan Pengaruh Imperialisme yang sangat lama terhadap bangsa Afrika
Imperialisme yang terjadi di daratan afrika sudah berlangsung sangat lama, berbicara mengenai hal tersebut dapat dimulai dari sejarah orang-orang asli afrika yaitu suku masai, khoi, san, bushman, xhosa, dan zulu. Suku-suku ini tersebar di afrika bagian utara hingga bagian barat, suku masai di afrika timur, khoi, san, bushman, xhosa, dan suku zulu di afrika selatan.
Imperialisme terhadap suku-suku tadi bermula oleh para penjelajah Belanda pada tahun 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan daerah ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah, kemudian terjadi migrasi besar-besaran penduduk Inggris dan Belanda yang selanjutnya membentuk koloni di daerah suku-suku tadi. Selanjutnya negara-negara eropa tadi melakukan kolonialisme dan sekaligus imperialisme yang mengakibatkan kompleksitas permasalahan:
a. Banyaknya negara miskin di benua ini seperti; uganda, ethiopia, rwanda, zimbabwe, botswana, tanzania, burundi dll yang terjerat hutang luar negeri. Negara-negara tadi dapat dikategorikan dalam negara yang memiliki angka inflasi hyperinflation (>100%), artinya hutang negara tersebut 2x atau bahkan lebih besar dari pendapatan bruto dari negara tersebut.
b. Menghadapi Pandemic HIV/ AIDS, benua ini merupakan kawasan penderita terbanyak dan terbesar di dunia. Pada tahun 2005 saja tercatat lebih dari 2 juta orang meninggal dunia akibat penyakit ini.
c. Konflik dan krisis kemanusiaan, salah satunya yang terjadi di Sudan. Sejak terjadinya konflik di Darfur tahun 2003 telah tercatat lebih dari 450.000 orang meninggal dunia dan lebih dari 2,5 Juta orang mengungsi karena konflik dan krisis yang berkepanjangan.
d. Banyaknya Negara-negara di miskin Afrika yang melakukan tindakan korup, hal ini dapat terlihat melalui beberapa fenomena yang ada; Para keluarga di Kamerun, Ghana, dan Nigeria tampaknya sangat menderita karena uang yang harus mereka sisihkan dari pendapatan mereka untuk melakukan suap sangat tinggi, antara seperlima hingga sepertiga dari pendapatan perkapita mereka. Selain itu ditemukan Para keluarga atau rumah tangga di Kenya, Moldova, Togo, dan Ukraina harus menyisihkan 10 sampai 20 persen pendapatannya untuk membayar suap. (Sumber: Transparency International Global Corruption Barometer 2005)

2. Jelaskan apa yang dihadapi oleh bangsa afrika setelah merdeka
Pasca kemerdekaan negara-negara di afrika yang rata-rata merdeka setelah tahun 1960an banyak masalah-masalah yang kompleks diberbagai bidang antara lain di bidang ekonomi, politik. Berikut akan dipaparkan permasalahannya:
a. Masalah ekonomi; Banyaknya negara-negara afrika yang termasuk dalam kategori negara miskin, sekaligus memiliki hutang yang sangat banyak
b. Masalah politik; ada 2 masalah politik yang dihadapi yaitu masalah politik sukuisme seperti yang sekarang dihadapi negara afrika selatan dengan kasus pemilihan zuma. Selanjutnya ada permasalahan politik yang kedua yaitu adanya politik apartheid, Hukum apartheid sendiri dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, politik apartheid sendiri dapat diartikan yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.

3. Jelaskan berbagai konflik internal yang terjadi di benua afrika
Ada banyak konflik khususnya internal yang telah terjadi di benua afrika, sebagian besar konflik bersenjata itu bersumber dari faktor-faktor internal, seperti dialami oleh Angola, Somalia, Rwanda, Burundi, Liberia, Sudan, dan Sierra Leone. Berikut beberapa deskripsi mengenai beberapa konflik tadi:
a. Perang Saudara Angola dimulai di Angola setelah berakhirnya Perang Kemerdekaan Angola dari Portugal tahun 1975. Perang ini berubah menjadi konflik Perang Dingin, antara dua faksi Angola, faksi Komunis yang didukung Uni Soviet dan anti-Komunis yang didukung oleh Amerika Serikat.
b. Perang Somalia adalah konflik bersenjata di Somalia yang melibatkan Ethiopia dan Pemerintahan Transisi Federal Somalia melawan militan Islam, Organisasi Payung, Islamic Court Union (ICU), dan milisi lainnya. Perang secara resmi dimulai pada tanggal 21 Desember 2006, ketika pemimpin ICU, Sheik Hassan Dahir Aweys, mendeklarasikan "Somalia berada pada perang, dan semua bangsa Somalia harus ikut bertempur melawan Ethiopia".
c. Pembantaian di Rwanda, yang di dunia internasional juga dikenal sebagai genosida Rwanda, adalah sebuah pembantaian 800.000 suku Tutsi dan Hutu moderat oleh sekelompok ekstrimis Hutu yang dikenal sebagai Interahamwe yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun 1994.
d. Perang Saudara Liberia Pertama adalah konflik di Liberia dari tahun 1989 sampai tahun 1996. Pada pertengahan tahun 1990, perang saudara meletus. Akibat perang ini, Pemerintahan Samuel Doe dijatuhkan, dan Charles Taylor dipilih sebagai Presiden Liberia.
e. Perang Saudara Liberia Kedua adalah perang saudara yang terjadi tahun 1999 ketika grup pemberontak yang dibantu oleh pemerintah Guinea, Liberians United for Reconciliation and Democracy (LURD), muncul di Liberia utara. Pada awal tahun 2003, grup pemberontak kedua, Movement for Democracy in Liberia, muncul di selatan, dan pada Juni-Juli 2003, pemerintahan Charles Taylor hanya menguasai 1/3 negara. Ibukota Liberia, Monrovia dikepung oleh LURD, yang menyebabkan kematian banyak penduduk.
f. Perang Saudara Sudan (terkadang disebut Anyanya II) dimulai tahun 1983. Perang ini terjadi di Sudan Selatan dan merupakan salah satu perang terpanjang dan mematikan pada abad ke-20. Secara kasar, 1.9 juta penduduk tewas di Sudan selatan, dan lebih dari 4 juta penduduk terpaksa mengungsi. Jumlah kematian dalam perang ini merupakan salah satu yang terbesar setelah Perang Dunia I.


4. Jelaskan apa yang membedakan antara bangsa afrika bagian utara dengan ras atau etnik afrika bagian lainnya
Bangsa afrika utara adalah daerah di benua Afrika di mana budaya dan penduduknya berbeda dengan daerah di Afrika lainnya. Penduduk Afrika Utara sebagian besar termasuk ras kulit putih dan merupakan penutur bahasa Afro-Asia. Mereka sebagian besar juga beragama Islam Negara-negara Afrika Utara seringkali juga disebut sebagai negara-negara Maghreb.

5. Jelaskan dampak rendahnya SDM dalam bidang pendidikan terhadap perkembangan bangsa afrika dalam segala hal
Rendahnya SDM dalam bidang pendidikan memberikan dampak buruk terhadap perkembangan negara-negara afrika, misalnya dalam hal kesehatan; seperti pada saat sekarang dengan lemahnya pengawasan kesehatan yang ada disana sehingga afrika tercatat sebagai negara dengan negara yang paling terpengaruh dari penyebaran virus ini. Benua Afrika didiami oleh 10% dari jumlah populasi dunia namun disaat yang sama 60% dari jumlah populasinya mengidap AIDS.
Selain masalah kesehatan, tentu saja masalah yang paling terpengaruh adalah masalah perkembangan ekonomi politik dikawasan ini; yaitu rendahnya investasi di benua Afrika, citra internasional terhadap negara-negara Afrika yang biasanya negatif, sarana jaringan listrik yang belum memadai di berbagai bagian Afrika.

Read More “HI Afrika”  »»

 
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - AdiLucky is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO